Harga Emas hari ini - Harga minyak menuju kenaikan mingguan terbesar sejak Juni setelah AS menjatuhkan sanksi pada produsen utama Rusia, Rosneft dan Lukoil, yang berpotensi mengganggu pasokan dan mengalihkan permintaan ke grade alternatif. Brent bergerak di dekat $66 per barel setelah melonjak 5,4% pada sesi sebelumnya, sementara WTI bertahan di bawah $62.
Arus minyak Rusia ke India diperkirakan merosot tajam akibat sanksi, sementara dampaknya ke pembelian China masih belum jelas. Presiden Donald Trump berencana mengangkat isu pembelian minyak Rusia oleh China saat bertemu Presiden Xi pekan depan. Rusia mungkin menawarkan lebih banyak barel ke China jika India mengurangi impor, namun kecil kemungkinan China menyerap seluruh surplus di tengah pasokan global yang sedang melimpah.
Moskow memperkirakan pendapatan migasnya terpukul, tetapi akan mengandalkan jaringan pedagang dan "shadow tankers" untuk membatasi dampak finansial. Di saat yang sama, Kuwait menyebut OPEC siap menambah produksi bila dibutuhkan dan memperingatkan potensi harga lebih tinggi. Tekanan terhadap Rusia juga bertambah setelah Uni Eropa meluncurkan paket sanksi baru, sementara infrastruktur energi Rusia kerap menjadi target serangan Ukraina.
Struktur pasar menguat: selisih harga Brent kontrak terdekat atas kontrak berikutnya (prompt spread) melebar ke pola backwardation—sinyal pasokan jangka pendek yang lebih ketat. Per pukul 08:28 waktu Singapura, Brent pengiriman Desember ada di $65,89 per barel, WTI Desember di $61,71. Sepanjang pekan ini, kontrak berjangka minyak sudah naik sekitar 7,5%.- PT Solid Gold Berjangka
Sumber: Newsmaker.id